Sabtu, 10 Juli 2010

penetapan kadar glukosa darah

PENETAPAN KADAR
KARBOHIDRAT TOTAL DAN GPT

Tanggal : 24 Maret 2009
Golongan/Kelas : I/FKK 2007
Dosen Pembimbing : Dr. Edy Meiyanto, M.Si., Apt.
Asisten Jaga : Mbak Niken dan Mbak Sani

M. Lutfi Pratama FA/7714 Eghva Garilda OV FA/7734
Ria Widyaswari FA/7717 Rohedi Widya L P FA/7735
Linda Triana FA/7719 Ikha Ockyantarina FA/7736
Annisa Kris N FA/7723 Fatma Swastika M R FA/7737
Oki Tusinawaty FA/7724 Freeda J Nafisah FA/7738
Zakiyah Oktafiani FA/7725 Eka Yuliyanti FA/7740
Truly Dian A FA/7728 Yonea Bakla FA/7742
Christie FA/7729 Satria Andika N FA/7743
Fitria Dwi R FA/7730 Miftaahul Jannah FA/7744
Ajeng Nugrahaning W FA/7732
LABORATORIUM KIMIA FARMASI ANALISIS
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2009
I. TUJUAN PERCOBAAN
Agar mahasiswa mampu menetapkan kadar karbohidrat total dengan menggunakan metode enzimatik dan menentukan GPT.

II. PRINSIP DASAR PERCOBAN
Glukosa dioksidasi menjadi asam glukonat dan H2O2 dengan enzim GOD. Kemudian, H2O2 direaksikan dengan peroksidase dan O-dianisidin menghasilkan senyawa berwarna.

III. METODE SISTEMATIS
- Preparasi sampel (plasma)
Ambil darah ± 3 ml

Sentrifuge (25oC, 1300 rpm, 10’)

- Penetapan kadar

Sampel(plasma 10μL) Blangko(Aquadest 10 μL) Standard(standard 10 μL)


+ Reagen I 1000μl

Campur, inkubasi 10 menit di waterbath, suhu 37 ̊C
Baca absorbansi di λ 500

Ulangi baca absorbansi pada menit ke 30

Replikasi 3x
- Penetapan GPT
Plasma 100μ
+ Reagen I 1000μl

Campur, inkubasi 5 menit di waterbath, suhu 37 ̊C


+ Reagen II 250μl


Baca absorbansi pada λ 340 nm


IV. HASIL PERCOBAAN (DATA DAN PERHITUNGAN)
- Data Karbohidrat Total
Kelompok Absorbansi(A) C
(mg/100ml) C rata-rata
(mg/100ml) SD
(mg/100ml) CV
(%)
Baku Sampel
A 0,345 0,312 90,435 85,507 7,180 8,397
B 0,345 0,274 79,420
C 0,345 0,329 95,362
D 0,345 0,261 75,652
E 0,345 0,294 85,217
F 0,345 0,300 86,957

- Data GPT
Kelompok Menit ke- Aktifitas Alat (U/I)
1’ 2’ 3’
A -0,094 -0,097 -0,100 6,429
B 0,062 0,049 0,040 23,573
C 0,116 0,105 0,094 23,573
D 0,103 0,092 0,081 23,573
E 0,099 0,088 0,077 23,573
F 0,082 0,077 0,073 9,6435

laporan-resmi-praktikum-analisis-klinikgol-1p31
Permalink
18 Comments »
1.
Truly Dian Anggraini , FA/07728 said
March 24, 2009 @ 2:43 pm
Truly Dian A, FA/07728
Pada praktikum kali ini, selain dilakukan percobaan mengenai pengukuran kadar karbohidrat total, juga dilakukan percobaan untuk mengukur aktifitas ALAT.
ALAT (Alanine Aminotransferase) sering juga disebut GPT (Glutamic Pyruvic Transaminase) atau ASAT (Aspartat Aminotransferase), dahulu sering disebut dengan GOT (Glutamic Oxaloasetat). Mereka adalah kelompok enzyme yang paling penting yang mencenminkan enzyme amino transferase ato transaminase, yang engkatalisis konversi dari α-asam keto menjadi asam amino oleh transfer dari kelompok amino.
GPT adalah enzim yang spesifik untuk hati, yang hanya memberikan hasil yang signifikan terhadap adanya peningkatan penyakit hepatobillary di hati. Peningkatan level ASAT dapat juga berhubungan dengan kerusakan jantung, otot skeletal dan liver parenkim. Pengukuran paralel dari ALAT dan ASAT berguna untuk membedakan diagnosis dari penyakit-penyakit yang berhubungan dengan hati. Apabila ratio 1 menggambarkan penyakit hati yang kronis.
Prinsip dari GPT adalah sebagai berikut :
L-alanine + 2-Oxoglutarate ALAT L-Glutamate + Pyruvate
Pyruvate + NADH + H+ LDH D-lactate + NAD+
Penambahan Pyridoxal-5-Phospate (P-5-P) akan menstabilkan transaminase, dan menghindari adanya nilai yang sangat rendah dari sempel yang tidak cukup mengandung endogenous P-5-P (ex: pada pasien dengan infrak myocardial, penyakit hati, dan pada pasien yang sedang mengalami perawatan intensif).
Yang dibuat pada praktikum kali ini adalah substrat start, dimana damana dalam percobaan ditambahkan P-5-P. Dimana langkah kerjanya adalah sebagai berikut :
-Plasma (100µL) ditambah dengan Aquadest (100µL)
-Setelah itu, tambahkan 1000µL reagent 1.
-Campur dan diinkubasi 5 menit pada suhu 37ºC
-Tambahkan 250µL reagent 2.
-Campur, dan baca absorbansi menit ke 1,2,3 pada λ 340 nm.
Reagen-reagen yang digunakan:
R1 : Tris pH9,15
L alanine
LDH
R2 : 2-oxoglutarate
Pyridoxal-5-Phosate
Range nilai aktifitas ALAT (WITH P-5-P)
-Wanita <34 U/I
- Laki-laki <45 U/I
- Anak-anak 1-30 hari <25 U/I
2-12 bulan <35 U/I
1-3 bulan <30 U/I
4-6 tahun <25 U/I
7-9 tahun <25 U/I
10-18 tahun <30 U/I
Setelah itu, hitung aktifitas ALAT, dengan menggunakan rumus :
Aktv. ALAT = Δabs
Δ menit X faktor (2143)
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai aktifitas ALAT sebagai berikut:
Kel A : 6,429 U/I
Kel B : 23,573 U/I
Kel C : 23,573 U/I
Kel D : 23,573 U/I
Kel E : 23,573 U/I
Kel F : 9,6435 U/I
Dan aktifitas ALAT rata-ratanya adalah 18,394 U/I. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai aktifitas ALAT tidak melampaui range, yaitu <45 U/I (probandus laki-laki). Hal ini menunjukkan bahwa probandus tidak mengalami kelainan atau penyakit yang berhubungan dengan liver.
Reply
2.
Truly Dian Anggraini , FA/07728 said
March 24, 2009 @ 2:44 pm
Pada praktikum kali ini, selain dilakukan percobaan mengenai pengukuran kadar karbohidrat total, juga dilakukan percobaan untuk mengukur aktifitas ALAT.
ALAT (Alanine Aminotransferase) sering juga disebut GPT (Glutamic Pyruvic Transaminase) atau ASAT (Aspartat Aminotransferase), dahulu sering disebut dengan GOT (Glutamic Oxaloasetat). Mereka adalah kelompok enzyme yang paling penting yang mencenminkan enzyme amino transferase ato transaminase, yang engkatalisis konversi dari α-asam keto menjadi asam amino oleh transfer dari kelompok amino.
GPT adalah enzim yang spesifik untuk hati, yang hanya memberikan hasil yang signifikan terhadap adanya peningkatan penyakit hepatobillary di hati. Peningkatan level ASAT dapat juga berhubungan dengan kerusakan jantung, otot skeletal dan liver parenkim. Pengukuran paralel dari ALAT dan ASAT berguna untuk membedakan diagnosis dari penyakit-penyakit yang berhubungan dengan hati. Apabila ratio 1 menggambarkan penyakit hati yang kronis.
Prinsip dari GPT adalah sebagai berikut :
L-alanine + 2-Oxoglutarate ALAT L-Glutamate + Pyruvate
Pyruvate + NADH + H+ LDH D-lactate + NAD+
Penambahan Pyridoxal-5-Phospate (P-5-P) akan menstabilkan transaminase, dan menghindari adanya nilai yang sangat rendah dari sempel yang tidak cukup mengandung endogenous P-5-P (ex: pada pasien dengan infrak myocardial, penyakit hati, dan pada pasien yang sedang mengalami perawatan intensif).
Yang dibuat pada praktikum kali ini adalah substrat start, dimana damana dalam percobaan ditambahkan P-5-P. Dimana langkah kerjanya adalah sebagai berikut :
-Plasma (100µL) ditambah dengan Aquadest (100µL)
-Setelah itu, tambahkan 1000µL reagent 1.
-Campur dan diinkubasi 5 menit pada suhu 37ºC
-Tambahkan 250µL reagent 2.
-Campur, dan baca absorbansi menit ke 1,2,3 pada λ 340 nm.
Reagen-reagen yang digunakan:
R1 : Tris pH9,15
L alanine
LDH
R2 : 2-oxoglutarate
Pyridoxal-5-Phosate
Range nilai aktifitas ALAT (WITH P-5-P)
-Wanita <34 U/I
- Laki-laki <45 U/I
- Anak-anak 1-30 hari <25 U/I
2-12 bulan <35 U/I
1-3 bulan <30 U/I
4-6 tahun <25 U/I
7-9 tahun <25 U/I
10-18 tahun <30 U/I
Setelah itu, hitung aktifitas ALAT, dengan menggunakan rumus :
Aktv. ALAT = Δabs
Δ menit X faktor (2143)
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai aktifitas ALAT sebagai berikut:
Kel A : 6,429 U/I
Kel B : 23,573 U/I
Kel C : 23,573 U/I
Kel D : 23,573 U/I
Kel E : 23,573 U/I
Kel F : 9,6435 U/I
Dan aktifitas ALAT rata-ratanya adalah 18,394 U/I. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai aktifitas ALAT tidak melampaui range, yaitu <45 U/I (probandus laki-laki). Hal ini menunjukkan bahwa probandus tidak mengalami kelainan atau penyakit yang berhubungan dengan liver.
Reply
3.
Zakiyah Oktafiani / 7725 said
March 25, 2009 @ 1:29 pm
Pada praktikum ini , dilakukan penetapan kadar karbohidrat total dan penetapan kadar ALAT (Alanine Aminotransferase) /GPT . Prinsip yang digunakan adalah dengan menggunakan metode enzimatik . Metode enzimatik adalah dengan enzim GOD yang mengoksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan H202 . H202 direaksikan dengan peroksidase dan 0-drainisin menghasilkan warna . Warna ini akan dapat dibaca oleh sperktrofotometri . Adapun kepentingan penetapan kadar karbohidrat total pada analisis klinik adalah untuk mengetahui bila dalam tubuh diindikasi memiliki kelainan metabolisme karbohidrat , untuk dapat menilai fungsi hormon yang mengatur metabolisme dari karbohidrat , dan untuk mengukur kadar glukosa dalam darah yang dapat dihubungkan dengan penyakit diabetes melitus , hipoglikemia , hiperglikemia .
Langkah-langkah yang dilakukan pada penentuan kadar adalah mengambil akuades (untuk blangko) , sampel plasma (darah telah disentrifuge , dan diambil supernatan ) sebesar 10µl dengan mikropipet , lalu ditambahkan reagen 1 sebesar 1000µl , campur , inkubasi selama 5 menit 370C . Lalu ditambahkan reagen 2 , dan dibaca absorbansinya pada λ 340 nm untuk GPT , pada menit 1 , 2 , dan 3 . Sedangkan pada penetapan karbohidrat dibaca pada λ 500 nm . Penentuan panjang ini didapat karena ini adalah panjang gelombang maksimal . Dimana memiliki nilai kesalahan minimal .
Hasil yang diperoleh pada penetapan ini diperoleh C rata-rata sebesar 85,507 . Data yang diperoleh ini dianggap baik karena kurang dari 120 .Sedangkan nilai CV sebesar 8,397% . Ini dianggap bagus dan tidak terlalu menyimpang , Karena memiliki tingkat kepercayaan < 10% .
Lalu , untuk penetapan kadar ALAT , diperoleh rata-rata sebesar 18,394 U/I yang itu berarti bisa disimpulkan bahwa naracoba tidak memilliki kelainan pda livernya .
Zakiyah Oktafiani
07/250203/FA/7725
FKK’ 07
Reply
4.
Ikha Ockyantarina (FA/07736) said
March 25, 2009 @ 1:32 pm
Percobaan kali ini salah satunya adalah menentukan kadar karbohidrat total dengan metode anilin.
Karbohidrat merupakan sumber energi untuk tubuh manusia yang dapat digunakan untuk beraktivitas. Karbohidrat yang telah dihidrolisis oleh enzim pemetabolismenya berada dalam bentuk monosakarida. Setelah mengalami reabsorbsi, glukosa dalam sel diubah menjadi glukosa-6-fosfat dan kemudian disimpan dalam bentuk glikogen di otot atau digunakan untuk suplai energi melalui glikolisis dan daur asam sitrat.
Penetapan kadar karbohidrat total bermanfaat salah satunya untuk mengetahui kadar glukosa darah yang dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk menentukan apakah orang tersebut menderita hipoglikemia, hiperglikemia maupun penyakit diabetes melitus (DM).
Prinsip dasar metode anilin ini adalah apabila aldose dan ketose dipanaskan dengan anilin dalam asam asetat glacial akan terjadi reaksi dan menghasilkan senyawa berwarna dengan panjang gelombang maksimum 340 nm.
Dari data percobaan diperoleh kadar karbohidrat:
Kel A = 90,435 mg/100 ml
Kel B = 79,420 mg/100 ml
Kel C = 95,362 mg/100 ml
Kel D = 75,652 mg/100 ml
Kel E = 85,217 mg/100 ml
Kel F = 86,957 mg/100 ml
Dengan rata-rata kadar 85,507 mg/ml
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar glukosa dalam darah probandus termasuk normal karena memenuhi range 80-120 mg/100 ml (probandus laki-laki). Hal ini dapat dimungkinkan bahwa probandus tidak mengalami hipoglikemia, hiperglikemia, maupun diabetes melitus.
Reply
5.
Rohedi Widya (FA/07735) said
March 25, 2009 @ 4:41 pm
Penetapan Kadar Karbohidrat Total
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk dunia. Karbohidrat terdiri dari unsur C, H dan O. Karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida, oligosakarida dan polisakarida.
Karbohidrat yang telah dihidrolisis oleh enzim pemetabolismenya, berada dalam bentuk monosakarida. Glukosa di dalam sel diubah menjadi glukosa-6-fosfat setalah sebelumnya mengalami reabsorbsi. Kemudian glukosa-6-foafat akan disimpan dalam bentuk glikogen atau digunakan sebagai suplai energi melalui glikolisis maupun daur asm sitrat.
Dalam tubuh, karbohidrat berfungsi :
1. Sebagai sumber energi (1 gr = 4,1 kalori), lebih rendah dibandingkan lemak (1 gr = 9,3 kalori)
2. Penting dalam proses metabolisme dan pembentukan struktur sel, jaringan dan organ.
3. Untuk membantu metabolisme lemak dan protein.
4. Untuk mencegah timbulnya ketosis, mencegah pemecahan protein tubuh yang berlebihan, mencegah kehilangan mineral.
Penetapan kadar karbohidrat total salah satunya bermanfaat untuk mengetahui kadar gula darah. Kadar glukosa normal dalam plasma = 80-120 mg/dL. Besarnya kadar gula darah dapat digunakan sebagai ukuran dalam menentukan apakah seseorang mengalami kondisi hipoglikemia (kadar di bawah normal) atau hiperglikemia (kadar di atas normal). Penyakit yang dapat didiagnosis menggunakan besarnya kadar gula darah, salah satunya, adalah Diabetes Mellitus (DM). Diabetes mellitus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan menahun terutama pada sistem metabolisme karbohidrat, lemak dan protein dalam tubuh.
Penetapan kadar karbohidrat total dilakukan dengan metode GOD-PAP:enzymatic photometric test, yaitu penetapan glukosa setelah mengalami reaksi oksidasi enzimatik oleh glukosa oksidase. Dasar pengukuran kolorimetri adalah adanya kuinonimin yang dihasilkan dari reaksi antara 4-aminoantipirin dan fenol oleh hidrogen peroksida dan dikatalisis oleh enzim peroksidase (reaksi Trinder).
Sesuai dengan namanya, enzim glukosa oksidase (GOD) berfungsi untuk mengoksidasi glukosa (suatu aldehid) menjadi asam glukonat (suatu asam karboksilat). Sementara peroksidase (POD) berfungsi memecah H2O2 menjadi air dan membentuk senyawa kuinonimin yang berwarna merah dengan panjang gelombang maksimal 500 nm. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan H2O2 yang dihasilkan dan juga jumlah glukosa yang bereaksi.
Sampel yang digunakan adalah plasma darah dari seorang probandus S. Oleh karena itu, pada koleksinya, wadah, eppendorf, yang digunakan harus diberi antikoagulan yaitu heparin. Apabila tidak dilakukan pemberian antikoagulan sebelumnya, maka setelah sentrifugasi, supernatan yang diperoleh bukan berupa plasma melainkan serum. Masing-masing sampel (plasma 10 μL), blanko (akuades 10 μL) dan baku (10 μL standar 100 mg/dL) diberi reagen 1000 μL. Reagen ini mengandung GOD, POD, 4-aminoantipirin dan fenol untuk reaksi serta bufer fosfat pH 7,5 untuk menjaga kestabilan reagen. Inkubasi selama 10 menit pada suhu 37°C bertujuan untuk mempercepat agar reaksi berjalan sempurna dan menyesuaikan kondisi suhu pengukuran yang stabil.
Replikasi dilakukan 6 kali sesuai jumlah kelompok praktikum. Dari data absorbansi sampel dihitung kadar karbohidrat total melalui perbandingan dengan absorbansi baku terhadap konsentrasi baku yakni 100 mg/dL. Nilai absorbansi keenam data seluruhnya memenuhi rentang 0,2-0,8, sehingga dimungkinkan error yang terjadi kecil. Rata-rata kadar karbohidrat total = 85,507 mg/dL dengan CV = 8,4%. Kadar glukosa normal dalam plasma = 80-120 mg/dL. Terhadap standar ini, berarti dapat disimpulkan bahwa probandus S memiliki kadar glukosa normal. Dengan demikian, probandus tidak mengalami kondisi hipoglikemia ataupun hiperglikemia yang mengacu pada penyakit Diabetes mellitus. CV atau kesalahan acak menunjukkan ketepatan suatu metode. Metode dikatakan tepat apabila mempunyai nilai CV kurang dari 10% (Pachla dkk,1986). Dari dasar ini, disimpulkan bahwa metode enzimatik tepat (precise) dalam pengukuran kadar karbohidrat total.
Penetapan GPT
Pada praktikum ini juga dilakukan pemeriksaan ALAT atau ALT. Sebelumnya, ALAT disebut Glutamic Pyruvic Transaminase (GPT). GPT, merupakan kelompok enzim yang penting, yakni kelompok aminotransferase atau transaminase, yang mengkatalisis reaksi konversi asam α-keto menjadi asam amino melalui transfer gugus amino tertentu.ALT diukur untuk melihat adanya kemungkinan kerusakan ataupun penyakit hati. ALAT secara normal ditemukan dalam hati dengan kadar yang rendah. Tetapi ketika terdapat kerusakan atau penyakit hati, maka pelepasan ALT ke dalam darah bertambah, yang menyebabkan tingkat ALT naik. Kebanyakan peningkatan tingkat ALT disebabkan oleh kerusakan hati.
Dalam analisis klinik, Pemeriksaan ALT dilakukan untuk :
• Identifikasi penyakit hati, terutama sirosis dan hepatitis yang disebabkan oleh alkohol, narkoba, atau virus.
• Membantu memeriksa kerusakan hati.
• Mengetahui apakah penyakit kuning disebabkan oleh darah atau penyakit hati.
• Melacak dampak kolesterol-menurunkan obat-obatan dan obat-obatan lainnya yang dapat merusak hati.
Penetapan ALAT dilakukan dengan prinsip reaksi :
L-Alanin dan 2-Oksoglutarat dengan katalis ALAT membentuk L-Glutamat dan piruvat. Piruvat yang dihasilkan dan NADH akan direduksi oleh LDH (laktat dehidrogenase) menghasilkan D-laktat NAD+. NAD+ yang terbentuk setara dengan ALAT,dan di analisa secara kuantitatif dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 340 nm.
Kadar ALAT normal dalam darah adalah 4-36 unit per liter (U / L). kadar di atas normal menunjukkan adanya gangguan hati. Keadaan ini dapat disebabkan adanya penyakit hati, seperti hepatitis, tumor, penumpukan lemak di hati, karena penggunaan obat-obatan, seperti statins, antibiotik, kemoterapi, aspirin, dan barbiturat, termasuk pengunaan narkotik.
Pada percobaan diperoleh rata-rata kadar ALAT sebesar 18,394 U/I dengan CV 43,9%. Berdasarkan data kadar, dapat disimpulkan bahwa probandus S mempunyai kadar ALAT normal, yang menunjukkan tidak adanya gangguan pada hati. Nilai CV yang melebihi 10% menunjukkan bahwa metode analisis yang dilakukan tidak tepat. padahal, secara kenyataannya metode enzimatik cukup precise dalam analisa. penyimpangan terhadap teori ini kemungkinan disebabkan adanya kesalahan-kesalahan selama proses : penambahan volume reagen, waktu dan suhu inkubasi yang tidak tepat, serta kesalahan pada alat yang mungkin terjadi.
Sumber bacaan
Dalimartha, S., 1996, Ramuan Tradisional Untuk pengobatan Diabetes Mellitus, Penebar Swadaya, Jakarta.
Essig, M.G., 2008, Alanine Aminotransferase, http://www.webmd.com, diakses : 25 Maret 2009.
Price, A.S. dan Wilson, M.L., 1995, Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit, EGC, Jakarta.
Rohman, A. dan Sumantri, 2007, Analisis Makanan, GMU Press. Yogyakarta.
Reply
6.
Oki Tursinawaty(FA/07724) said
March 25, 2009 @ 4:48 pm
Percobaan kali ini adalah penetapan kadar karbohidrat total dengan menggunakan metode enzimatik dan menentukan GPT. Prinsip dasar metode enzimatik adalah mereaksikan glukosa yang terdapat dalam sampel darah dengan reagen kit GOD. Enzim glukosa oksidase yang terdapat pada reagen akan mengubah glukosa menjadi D-gluconic acid dan H2O2. Oleh enzim peroksidase, H2O2 yang terbentuk dengan penambahan fenol dan 4-aminoantipirin menghasilkan suatu senyawa berwarna yang dapat dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer pada λ=500 nm.
Penetapan kadar glukosa penting dalam suatu analisis klinik. Besarnya kadar glukosa darah dapat membantu dalam diagnosis berbagai penyakit seperti diabetes mellitus, hipoglikemia, serta hiperglikemia. Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi berupa glikogen. Kadar glukosa darah normal adalah 80-120 mg/dl.
Selain menetapkan kadar glukosa dengan metode enzimatik, pada percobaan juga dilakukan pengukuran aktivitas ALAT. ALAT (Alanine transaminase)biasa juga dikenal dengan GTP (glutamic pyruvic transaminase) adalah enzim yang dibuat dalam sel hati (hepatosit), jadi lebih spesifik untuk penyakit hati dibandingkan dengan enzim lain. Biasanya, peningkatan aktivitas ALAT terjadi bila ada kerusakan pada selaput sel hati. Setiap jenis peradangan hati dapat menyebabkan peningkatan pada ALAT. Peradangan pada hati dapat disebabkan oleh hepatitis virus, beberapa obat, penggunaan alkohol, dan penyakit pada saluran cairan empedu. Range nilai aktivitas ALAT untuk wanita dewasa < 34 U/I dan untuk laki-laki dewasa <45 U/I.
Dari data absorbansi sampel dan baku pada percobaan, dapat dihitung kadar glukosa pada sampel. Dari keenam kelompok, didapatkan kadar glukosa sampel yaitu 90,435 mg/dL; 79,420 mg/dL; 95,362 mg/dL; 75,652 mg/dL; 85,217 mg/dL; dan 86,957 mg/dL serta rata-rata kadar 85,507mg/dl. Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa kadar glukosa dalam darah termasuk kategori normal, yaitu 80-120 mg/dL. Sedangkan nilai CV =8,397% ( < 10% ) menunjukkan bahwa metode yang digunakan sudah cukup tepat (precise). Selain itu, dari pengukuran aktivitas ALAT didapatkan nilai rata-rata yaitu 18,394 U/I. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa aktivitas tidak melebihi range (45 U/I untuk probandus laki-laki) sehingga dapat dikatakan bahwa probandus tidak mempunyai kelainan pada liver/hatinya.
Reply
7.
christie_FA/07729 said
March 26, 2009 @ 1:17 am
Pada acara praktikum ini adalah menganalisis kadar karbohidrat total dengan metode enzimatik dan GPT (Glutamic Pyruvic transaminase) atau ALAT (Alanine Aminotransferase).
Karbohidrat adalah komponen sumber pangan yang menjadi sumber energi bagi tubuh manusia atau bisa disebut juga gula. Apabila gula ini terdapat kadarnya berlebihan maka akan menyebabkan kadar gula dalam darah naik sehingga terkena diabetes mellitus.
GPT adalah suatu enzim di hati yang sangat spesifik, dengan adanya enzim ini maka dapat diketahui ada tidaknya penyakit hepatobillary di hati.
Untuk mengetahui kadar karbohidrat total maka plasma darah yang didapat ditambahkan dengan enzim GOD, enzim ini akan mengoksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan H2O2, H2O2 direaksikan lagi dan dapat menghsilkan warna sehingga bisa dibaca dengan spektrofotometri.
Pada penetapan GPT atau aktivitas ALAT, untuk menstabilkan transaminase maka ditambahkan P-5-P (Pyridoxal 5 Phosphat)
Untuk mengetahui apakah suatu pasien menderita penyakit hati atau terjadi infark miokardial maka dapat dilihat dari rata2 nilai normalnya :
- Wanita <34 U/I
- Laki-laki <45 U/I
Pada percobaan ini yang n
setelah dilakukan percobaannya maka didapat absorbansinya lalu dapat dihitung aktivitas ALAT atau GPT nya.
Aktv. ALAT = (Δabs/Δ menit) X faktor (2143)
didapatkan :
Kel A : 6,429 U/I, Kel B : 23,573 U/I, Kel C : 23,573 U/I, Kel D : 23,573 U/I, Kel E : 23,573 U/I, Kel F : 9,6435 U/I
Dapat juga aktivitasnya dirata-rata menjadi 18,394 U/I. Nilai normal untuk probandus laki-laki adalah <45 U/I, berarti probandus tidak mengalami gejala penyakit hati.
Kadar glukosa rata-rata dalam darah manusia adalah 140-199 mg/dl (pre-diabetes) dan jika sama atau lebih dari 200mg/dl berarti probandus menderita diabetes.
Didapatkan kadar rata-rata karbohidrat total adalah 85,507mg/dl. Hal ini menunjukkan probandus kekurangan glukosa atau belum ada pasokan glukosa dalam tubuhnya.
Reply
8.
christie_FA/07729 said
March 26, 2009 @ 1:25 am
Perbaikan!!!
kadar glukosa:
Normal = 80-120mg/dl
pre-diabetes = 140-199mg/dl
diabetes = sama dengan atau lebih dari 200mg/dl
karena kadar rata-rata probandus 85,507mg/dl berarti kadar glukosa dalam darah probandus normal.
Jika kurang dari 80mg/dl baru probandus kekurangan glukosa atau kurang pasokan glukosa dalam tubuhnya.
Reply
9.
Ria Widyaswari FA/07717 said
March 26, 2009 @ 3:50 am
Pada praktikum kali ini dilakukan 2 penetapan kadar yaitu penetapan kadar karbohidrat total dan penetapan kadar ALAT (GPT). Sampel yang digunakan adalah plasma darah praktikan.
Metode yang digunakan untuk menetapkan kadar karbohidrat total yaitu dengan metode enzimatik, dalam hal ini yang diukur adalah kadar glukosanya. Prinsip metode ini adalah penetapan glukosa sesudah oksidasi enzimatik oleh glukosa oksidase (GOD). Pengukuran secara kolorimetri adalah dengan terbentuknya kuinonimin yang dihasilkan dari reaksi antara 4-aminoantipirin dan fenol oleh hydrogen peroksida dibawah aksi katalitik peroksidase (reaksi Trinder). Metode ini tergolong spesifik karena reagen akan bereaksi dengan glukosa saja, sehingga zat gula lain seperti fructose tidak terukur. Penetapan kadar glukosa dalam darah penting untuk analisis klinik karena data yang didapatkan dari penetapan kadar glukosa dalam darah ini menjadi bahan pertimbangan diagnosa oleh dokter untuk menentukan apakah pasien tersebut menderita diabetes mellitus atau tidak. Kadar glukosa normal dalam plasma adalah antara 80-120mg/100 mL, sehingga apabila didapatkan kadar glukosa darah lebih dari itu, ada kemungkinan pasien menderita diabetes mellitus.
Langkah pertama adalah membuat blanko yang berisi 10 μL aquadest dan baku yang berisi 10 μL larutan standar. Masing-masing larutan ditambah 1000 μL reagen (GOD). Campur dan inkubasi selama 10 menit pada suhu 37° 500 nm. Absorbansi blankoC. Setelah itu, baca absorbansinya pada adalah 0,00 dan absorbansi larutan baku adalah 0,345. Perlakuan yang sama juga dilakukan pada sample (plasma darah). Absorbansi yang didapat digunakan untuk menghitung kadar glukosa.
Rumus: Kadar glukosa (mg/100mL) = A sampel/A baku x konsentrasi baku
Konsentrasi baku yang dipakai = 100mg/100mL
Kel. A = 90,435 mg/100 mL
Kel. B = 79,420 mg/100 mL
Kel. C = 95,362 mg/100 mL
Kel. D = 75,652 mg/100 mL
Kel. E = 85,217 mg/100 mL
Kel. F = 86,957 mg/100 mL
Kadar glukosa rata-rata = 85,507 mg/100 mL
Dari hasil percobaan tersebut, disimpulkan bahwa kadar glukosa probandus masuk dalam range normal, yang artinya probandus tidak menderita diabetes mellitus.
Penetapan kadar yang kedua yaitu penetapan kadar ALAT (GPT). ALAT kepanjangan dari Alanine Aminotransferase dan GPT adalah Glutamic Pyruvic Transaminase. Prinsip dari metode ini yaitu :
ALAT
L-alanin + 2-oksoglutarat L-glutamat + piruvat
LDH
Piruvat + NADH + H+ D-laktat + NAD+
Penambahan pyridoxal-5-phosphat (p-5-p) menstabilkan transaminase dan menghindari adanya senyawa pengganggu yang diberikan oleh sample pasien dengan infark miokardium, penyakit liver, dan pasien rawat jalan.
Langkah pertama yaitu siapkan blanko yang berisi 100 μL aquadest. Lalu tambahkan reagen I 1000 μL dan campurkan dalam tabung reaksi. Inkubasi selama 5 menit pada suhu 37° C. Kemudian tambahkan reagen II sebanyak 340 nm menit ke 1, 2250 μL, campurkan dan baca absorbansinya pada dan 3. Pembuatan blanko bertujuan sebagai faktor koreksi dan nilai absorbansi blanko yang baik seharusnya 0,00. Reagen I berisi TRIS pH 7,5 ; L-alanine; dan LDH (Laktat dehidrogenase). Sedangkan reagen II berisi 2-oksoglutarat dan NADH. Penamban reagen II harus sesaat sebelum diukur absorbansinya. Perlakuan serupa juga dilakukan pada sampel plasma darah.
Pada praktikum ini digunakan substrat start karena penambahan reagen I 340 nmdan II dilakukan terpisah. Dan factor substrat start pada adalah 2143.
Hasil absorbansi dimasukkan ke dalam rumus:
Aktifitas ALAT (U/I) = ∆ abs./∆ menit x factor
Berdasarkan data percobaan dan perhitungan didapat :
Kel. A = 6,429 U/I
Kel. B = 23,573 U/I
Kel. C = 23,573 U/I
Kel. D = 23,573 U/I Aktifitas ALAT rata-rata = 18,394 U/I
Kel. E = 23,573 U/I
Kel. F = 9,6435 U/I
Melihat hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa nilai aktifitas ALAT tidak melebihi range normalnya pada laki-laki yaitu <45 U/I yang artinya probandus tidak memiliki kelainan pada fungsi livernya.
Ria Widyaswari
07/250048/FA/07717
Reply
10.
Eka Yuliyanti (FA/07740) said
March 26, 2009 @ 3:52 am
Penetapan Kadar Karbohidrat Total
Tujuan praktikum kali ini adalah menetapkan kadar karbohidrat total dalam sampel plasma dengan menggunakan metode enzimatik (GOD-PAP atau Enzimatic Photometric Test) serta menentukan ALAT (Alanine Aminotransferase) atau GPT (Glutamic Pyruvic Transaminase).
Penetapan kadar karbohidrat total dalam analisis klinik bermanfaat untuk :
- Untuk mengetahui kelainan metabolisme karbohidrat
- Untuk menilai fungsi hormone yang mengatur metabolisme karbohidrat
- Diagnosa Diabetes Mellitus, Hipoglikemia, dan Hiperglikemia
- Mngetahui kadar gula dalam darah.
Metode kimiawi biasanya kurang spesifik, sedang selektifitas merupakan prioritas utama karena kita bisa menetapkan kadar senyawa tanpa diganggu senyawa pengganggu yang tidak diinginkan . Biasanya metode enzimatis lebih selektif.
Prinsip Metode GOD-PAP adalah penentuan glukosa sesudah oksidasi enzimatik oleh glukosa oksidase. Dasar pengukuran kolorimetri adalah adanya kuinonimin yang dihasilkan dari reaksi antara 4-amino antipirin dan fenol oleh hydrogen peroksidase di bawah aksi katalitik peroksidase (reaksi trinder).
Glukosa + O2 □(→┴GOD ) Asam Glukonat + H2O2
2H2O2 + 4-Amino antipyrine + Phenol □(→┴POD )Quinoneimine + 4H2O
Sampel yang digunakan adalah plasma. Pada penetapan kadar glukosa dengan menggunakan GOD PAP, sampel plasma yang akan dihitung kadar glukosanya. Sebagai blanko digunakan aquadest dan untuk pembandingnya digunakan baku glukosa. Sampel plasma, baku glukosa dan blanko aquadest dimasukkan dalam tabung reaksi sebanyak 10 μl kemudian ditambah reagen sebanyak 1000 μl. Reagen tersebut berisi :
- Phosphate buffer pH 7,5 250 mmol/I
- Phenol 5 mmol/I
- 4-Amino antipyrine 0,5
- Glucose Oxidase (GOD) ≥ 10 ku/I
- Peroxidase (POD) ≥ 1 ku/I
- Standar 100 mg/dl (5,55 mmol/I)
Kemudian dicampur dan di inkubasi selama 10 menit pada temperature 37⁰C. Pemanasan ini diperlukan agar reaksi antara glukosa dan GOD dapat berlangsung sehingga menghasilkan asam glukonat dan H2O2. H2O2 akan direaksikan dengan peroksidase dan 4-Amino antipyrine serta phenol menghasilkan warna yang dapat memberikan serapan pada λ 500 nm. Langkah selanjutnya adalah pembacaan absorbansi sampel plasma yang akan ditentukan kadar glukosanya dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 500 nm.
Konsentrasi kadar glukosa sampel dihitung dengan rumus :
Kadar glukosa = (Absorban (sampel) – Absorban (blanko pereaksi))/(Absorban (baku) – Absorban (blanko pereaksi)) X kadar baku glukosa
Kadar glukosa = (Absorban sampel terkoreksi)/(Absorbansi baku terkoreksi) X
4-Amino antipyrine sebagai penerima electron dapat diganti dengan :
O-dianisidin
O-toluidin
3-metil-2-benzotiazoinon hidrazon/NN-dimetilanilin
Pada percobaan didapatkan 6 data absorbansi sampel terkoreksi yaitu 0,312; 0,274; 0,329; 0,261; 0,294; dan 0,300. Absorbansi baku yang telah dikoreksi yaitu 0,345. Kadar glukosa masing-masing sampel adalah 90,435 mg/dL; 79,420 mg/dL; 95,362 mg/dL; 75,652 mg/dL; 85,217 mg/dL; dan 86,957 mg/dL serta rata-rata kadar 85,507mg/dl. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar glukosa dalam darah probandus termasuk normal karena memenuhi range 80-120 mg/100 ml (probandus laki-laki). Hal ini dapat dimungkinkan bahwa probandus tidak mengalami hipoglikemia, hiperglikemia, maupun diabetes melitus. Sedangkan nilai CV =8,397% ( < 10% ) menunjukkan bahwa metode yang digunakan sudah cukup tepat (precise). Kadar glukosa sampel plasma yang dipakai adalah ??
GOD memang spesifik untuk glukosa, tetapi penambahan POD (peroksidase) tidak spesifik (bila analisis gula) karena ada gangguan dari :
Asam urat - Hidroquinon
Asam askorbat – Asam homogentisat
Adrenalin - Bilirubin glukoronida
Senyawa-senyawa tersebut juga bereaksi dengan peroksidase sehingga bisa dikatakan metode ini semi spesifik apabila terganggu oleh senyawa-senyawa di atas. Jika bebas dari senyawa-senyawa di atas dapat dibilang spesifik.
Pada penentuan ALAT (Alanine Aminotransferase) atau GPT (Glutamic Pyruvic Transaminase) yaitu metode dioptimasi oleh test-UV berdasarkan IFCC ( International Federation of Clinical Chemistry and Laboratory Medicine)
Prinsip :
L-Alanine + 2-Oxoglutarate □(↔┴ALAT ) L-Glutamate + Pyruvate
Pyruvate + NADH + H+ □(↔┴LDH ) D-Laktate + NAD+
Penambahan pyridoxal-5-phosphate (p-5-p) menstabilkan transaminase dan menghindari adanya senyawa pengganggu yang diberikan oleh sampel pasien dengan infark miokardium, penyakit liver dan pasien rawat intensif (penyakit hati).
Pyridoxal-5-phosphate FS
Good’s buffer pH 9,6 0,7 mmol/I
Pyridoxal-5-phosphate 0,09 mmol/I
GPT adalah suatu enzim di hati yang sangat spesifik, dengan adanya enzim ini maka dapat diketahui ada tidaknya penyakit hepatobillary di hati.
Sampel yang digunakan adalah plasma dan sebagai blanko adalah aquadest. Diambil sampel plasma sebanyak 100 μl dan blanko sebanyak 100 μl masukkan dalam tabung reaksi. Kemudian tambahkan reagen1 sebanyak 1000 μl, campur dan inkubasi dalam waterbath selama 5 menit. Reagen 1 berisi :
Tris pH 7,15 100 mmol/I
L-Alanine 500 mmol/I
LDH (Lactate Dehydrogenase) ≥1700 U/I
Kemudian ditambah reagen 2 sebanyak 250 μl. Reagen 2 berisi :
2-Oxoglutarate 15 mmol/I
NADH 0,18 mmol/I
Setelah itu, campur dan baca absorbansi pada menit ke-1,2 dan 3 pada λ 340 nm.
Aktivitas ALAT (U/I) = (∆ Absorbansi)/menit X factor (2143)
Aktivitas ALAT (U/I) = (∆ Absorbansi menit 1- ∆ Absorbansi menit 3 )/(3-1) X factor (2143)
Aktivitas ALAT (U/I) yang didapat sebesar Kel A : 6,429 U/I, Kel B : 23,573 U/I, Kel C : 23,573 U/I, Kel D : 23,573 U/I, Kel E : 23,573 U/I, Kel F : 9,6435 U/I
Dan didapat juga aktivitas rata-rata menjadi 18,394 U/I. Nilai normal untuk probandus laki-laki adalah <45 U/I, berarti probandus tidak mengalami gejala penyakit hati.
Reply
11.
Faisal Bin Ahmad Katran said
March 26, 2009 @ 6:18 am
Penetapan Kadar glukosa darah amat penting dalam industri kesihatan. Data yang diperolehi dari penetapan kadar glukosa ini menjadi rujukan atau bahan pertimbangan diagnose oleh dokter bagi menentukan apakah pasiennya menderita Diabetes Mellitus atau tidak.Dalam Percobaan kali ini, metode yang digunakan adalah metode Enzimatik.
Ada metode-metode lain yang dapat digunakan bagi penetapan kadar glukosa darah seperti metode Anilin, metode Heksokinase, metode Antron.
Pada umumnya, harga rentang kadar glukosa normal adalah
80-120mg/100ml. Jika data yang diperolehi ini tidak berada dalam harga rentang normal, maka seseorang itu diindikasi sebagai hiperglisemik(jika lebih dari harga rentang normal) atau hipoglisemik (jika kurang dari harga rentang normal) hingga berkait dengan penyakit-penyakit lain yang berkolerasi terus dengan kadar glukosa darah.
Metode enzimatik ini diketahui hanya spesifik untuk glukosa, dan hasil yang dapat belum pasti tentu mewakili kadar glukosa kerana peroksidase yang digunakan dalam metode ini juga berinteraksi dengan senyawa lain dalam darah seperti asam urat, asam askorbat, adrenalin, hidrokuinon, asam homogentisat dan billirubin glukoronida.
Faisal Katran
04/179242/FA/07260
Reply
12.
Faisal Bin Ahmad Katran said
March 26, 2009 @ 6:29 am
Dalam metode dalam percobaan ini, iaitu metode enzimatik, seharusnya harga CV yang diperkenankan adalah dibawah 5%.Dari hasil praktikum kami pula harga yang diperolehi adalah 8.397% . Ini menunjukan orang/ rakan yang darahnya diambil itu menderita diabetes mellitus akan tetapi ini tidak mungkin kerana dia seorang yang muda ( umur 21 tahun) dan mempunyai pola hidup yang sehat, olahraga yang konsisten , diet yang seimbang malah tidak merokok.
Maka percobaan ini menunjukan ada beberapa kesalahan atau ‘error’ yang terjadi semasa menjalankan percobaan ini, antaranya :-
i.sample darah yang diambil mengalami kontaminasi dari alat/ bahan
ii.sample darah diambil kemungkinan sejurus selepas rakan kami mengkomsumsi makanan atau minuman yang manis.
iii.Alat , bahan dan agen reagensia yang digunakan terkontontaminasi atau kotor.
iv.Para mahasiswa/siswi tidak menepati skematis praktikum yang benar semasa mengerjakan percobaan ini.
rujukan
Richterich, R. and Colombo, J.P., 1981, Clinical Chemistry, John Wiley & Sons, USA.
http://proquest.umi.com/pqdweb
Faisal Katran
04/179242/FA/07260
Reply
13.
Miftaahul Jannah (FA/07744) said
March 26, 2009 @ 7:38 am
Miftaahul Jannah (FA/07744)
Pada praktikum kali ini dilakukan penetapan kadar karbohidrat total dan penentuan aktivitas GPT (ALT).
Test ALT (alanine aminotransfrase) merupakan salah satu test untuk mengetahui fungsi hati. Bertujuan untuk menghitung jumlah enzim alanin aminotransferase dalam darah. ALT adalah enzim yang dibuat dalam sel hati (hepatosit), sehingga Test ALT lebih spesifik untuk penyakit hati dibandingkan dengan enzim lain. Biasanya peningkatan ALT terjadi bila ada kerusakan/penyakit pada sel hati. Kerusakan pada hati dapat disebabkan oleh hepatitis virus, beberapa obat, penggunaan alkohol, dan penyakit pada saluran cairan empedu. Kadar ALT normal sebesar 50 IU/L. Namun ketika pasien menderita penyakit pada hati, akan terjadi peningkatan kadar ALT di darah. Jika kadar ALT 1,000 IU/L mengindikasikan adanya kerusakan hati yang luas yang dapat disebabkan karena racun atau obat, virus hepatitis, atau kekurangan oksigen yang biasanya karena tekanan darah yang sangat rendah atau serangan jantung.
Dalam analisis klinik, test ALT bertujuan untuk diantaranya:
• Identifikasi penyakit hati, terutama sirosis dan radang hati disebabkan oleh alkohol, obat/racun, atau virus.
• Diagnosa kemungkinan kerusakan hati.
• Diagnosa pada penyakit kuning mengenai kemungkinan apakah penyakit kuning disebabkan oleh suatu kekacauan darah atau penyakit hati.
Pada praktikum kami diperoleh kadar ALT rata-rata sebesar 18,394 U/I. dari data tersebut dapat diindikasikan bahwa probandus tidak mengalami kerusakan/penyakit hati.
Praktikum yang kedua adalah penetapan kadar karbohidrat total.
Dalam tubuh karbohidrat berfungsi sebagai:
• Fungsi utamanya sebagai sumber enersi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi enersi untuk aktifitas tubuh, clan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan di otot. Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem syaraf dan eritrosit, hanya dapat menggunakan energi yang berasal dari karbohidrat saja.
• Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil enersi.
Kebutuhan tubuh akan enersi merupakan prioritas pertama; bila karbohidrat yang di konsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan enersi tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak di dalam makanan atau cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil enersi. Dengan demikian protein akan meninggalkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Apabila keadaan ini berlangsung terus menerus, maka keadaan kekurangan enersi dan protein (KEP) tidak dapat dihindari lagi.
• Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.
• Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.
• Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa rnisalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan merupakan komponen yang penting dalam asam nukleat.
• Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna, mengandung serat (dietary fiber) berguna untuk pencernaan, memperlancar defekasi.
Beberapa kepentingan penetapan kadar karbohidrat total pada analisis klinik adalah untuk mengetahui kelainan metabolisme karbohidrat; untuk menilai fungsi hormon yang mengatur metabolisme karbohidrat; diagnosa pasien Diabetes mellitus, hiperglikemia atau hipoglikemia; dan untuk mengetahui kadar gula dalam darah.
Pada praktikum kami, penetapan kadar karbohidrat total dilakukan dengan metode enzimatik. Prinsipnya adalah bila aldose dan ketose dipanaskan dengan anilin dalam asam asetat glasial, akan terjadi reaksi dan menghasilkan senyawa berwarna dengan panjang gelombang maksimal 340nm. Dalam praktikum kami senyawa yang dihasilkan berwana merah muda lemah.
Berdasarkan data yang kami peroleh, diperoleh kadar karbohidrat total rata-rata sebesar 85,507 mg/100 ml. Harga CV sebesar 8,397%. Cv yang < 10% berarti analisis dapat dikatakan tepat dan reprodusibilitasnya tinggi.
Reply
14.
Eghva Garilda O.V. (FA/07734) said
March 26, 2009 @ 10:06 am
Dalam praktikum P3 ini menetapkan kadar karbohidrat total serta menetapkan ALAT (Alanin e Aminotransferase) dengan menentukan aktifitas GTP (Glutamic Pyruvic Transaminase).
Penetapan kadar karbohidrat bertujuan untuk menentukan kadar karbohidrat dalam plasma menggunakan metode enzimatik. Metode enzimatik merupakan glukosa dalam plasma yang direaksikan dengan reagen GOD-PAP yang menghasilkan quinoamine yang menghasilkan dibaca absorbansinya pada λ = 500 nm.adapun reaksinya adalah
D-Glukosa + O2 + H2O → D-Gluconic Acid + H2O2
Glucose Oxidase
2 H2O2 + 4-aminoantipirin + fenol → semiquinone ion (merah)
Peroxidase
Selain metode enzimatik ada beberapa metode lain dalam menetapkan kadar karbohidrat, diantaranya metode anilin, metode heksokinase, dan metode antron.
Penetapan kadar karbohidrat ini sangat penting dalam analisis klinik dalam menentukan diagnose pasien penderita penyakit Diabetes Mellitus, hipoglikemia, dan hiperglikemia. Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan metabolisme terutama pada metabolisme karbohidrat. Dalam tubuh karbohidrat dari makanan diubah menjadi glukosa. Dengan bantuan insulin, glukosa dimasukkan ke dalam sel untuk dimetabolisme. Pada penderita DM, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga kadarnya dalam darah akan meningkat. Sehingga penetapan kadar karbohidrat sangat berguna dalam menentukan pasien terkena DM/tidak.
Hasil perhitungan praktikum ini diperoleh :
Kel A = 90,435 mg/100 ml
Kel B = 79,420 mg/100 ml
Kel C = 95,362 mg/100 ml
Kel D = 75,652 mg/100 ml
Kel E = 85,217 mg/100 ml
Kel F = 86,957 mg/100 ml
Dengan rata-rata kadarnya yaitu 85,507 mg/ml. Berdasarkan hasilperhitungan dapat disimpulkan bahwa kadar glukosa dalam darah naracoba tergolong normal karena Kadar karbohidrat dalam darah normal adalah 80-120 mg/100 ml (naracoba laki-laki). Hal ini dapat disimpulkan naracoba tidak mengalami hipoglikemia, hiperglikemia, dan diabetes melitus. Sedangkan nilai CV =8,397% ( < 10% ) yang berarti bahwa metode yang digunakan sudah tepat (precise).
Selain itu pada praktikum kedua dalam menentukan aktifitas GPT . ALAT (Alanine transaminase)yang disebut juga dengan GTP (glutamic pyruvic transaminase) adalah enzim yang dibuat dalam sel hati (hepatosit), jadi lebih spesifik untuk penyakit hati dibandingkan dengan enzim lainnya. Peningkatan aktivitas ALAT terjadi bila ada kerusakan pada selaput sel hati dengan diiringi peradangan pada hati.
Adapun prinsip dari metode ini adalah:
ALAT : L-alanin + 2-oksoglutarat L-glutamat + piruvat
LDH : Piruvat + NADH + H+ D-laktat + NAD+
Pada penetapan GPT atau aktivitas ALAT, untuk menstabilkan transaminase ditambahkan P-5-P (Pyridoxal 5 Phosphat), oleh karena itu dalam praktikum digunakan reagen 1 yang berisi Tris pH 7,15, L-alanin, dan LDH, sedangkan pada reagen 2 berisi 2-oxoglutarate dan pyridoxal-5-phospate. Untuk mengetahui pasien mengalami disfungsi hati karena infark miocardia terdapat parameter aktifitas GPTnya yaitu pada wanita <34 U/I dan Laki-laki <45 U/I.
Hasil percobaan diperoleh
Kel A : 6,429 U/I,
Kel B : 23,573 U/I,
Kel C : 23,573 U/I,
Kel D : 23,573 U/I,
Kel E : 23,573 U/I,
Kel F : 9,6435 U/I
Didapat kadar rata-ratanya 18,394 U/I, sehingga dapat disimpulkan bahwa naracoba tidak mengalami gejala penyakit hati/ infark miocardia. sedangkan CV-nya= 8,397%. CV < 10% berarti analisis dapat dikatakan metodenya sudah tepat (presise).
Reply
15.
Annisa Kris N. (FA/7723) said
March 26, 2009 @ 10:34 am
Pada praktikum analisis klinik ini, dilakukan penetapan kadar karbohidrat total dengan tujuan agar mahasiswa mampu menetapkan kadar karbohidrat total dengan menggunakan metode enzimatik dan menentukan GPT. Prinsip pada penetapan kadar karbohidrat total yaitu glukosa dioksidasi menjadi asam glukonat dan H2O2 dengan enzim GOD-PAP. Kemudian, H2O2 direaksikan dengan peroksidase dan O-dianisidin menghasilkan senyawa berwarna. Preparasi sampel (plasma) dilakukan dengan mengambil darah ± 3 ml lalu disentrifuge (25 C, 1300 rpm, 10’) kemudian diambil beningannya atau supernatannya. Hasil yang didapat adalah kadar rata-rata karbohidrat 85,507;SD 7,180;CV 8,397 dan pada Aktifitas Alat yang didapatkan kelompok A 6,429 U/I;B,C,D,E 23,573 U/I;F 9,6435 U/I. Dari data yang didapat metode yang digunakan tidak akurat karena CV yang didapatkan >5% dan seharusnya <5%. Dengan adanya reagen GOD-PAP maka aan terjadi reaksi Glukosa + 02 + H20 dengan bantuan GOD menjadi asam glukoronat + H2O2. Kemudian 2H2O2 + fenol + 4-aminoantipiryn menjadi ion semiquinone. Dalam larutan ini maka akan menghasilkan warna merah sehingga dapat diukur pada absorbansi λ=500nm. Reagen GOD terdiri dari buffer phosphate pH 7,5, phenol, 4-aminoantipyrin, glukosa oksidase, peroksidase.
Signifikan ditinggikan tingkat ALT sering menyarankan adanya masalah medis lainnya seperti virus hepatitis, kegagalan jantung congestive, liver damage, biliary duct masalah, mononucleosis menular, atau myopathy. Untuk alasan ini, ALT umumnya digunakan sebagai salah satu cara untuk pemeriksaan untuk masalah hati. Namun, ditinggikan tingkat ALT tidak secara otomatis berarti ada masalah medis. Nilai normal pada pria 7-17 U / L; perempuan 0-35 U / L.
Analisis ini berguna untuk diagnose adanya gejala penyakit diabetes mellitus dan hiperglikemi ataupun hipoglikemi. Karena terjadi defisiensi insulin, metabolism glukosa menjadi terganggu sehingga metabolismenya berjalan lambat sehingga terjadi penyakit diabetes mellitus. Bahkan glukosa yang ada tidak dimetabolisme dapat mengakibatkan kadar glukosa dalam darah tinggi dan terjadi hiperglikemia.
Annisa Kris N.
07/250176/FA/07723
Golongan I Kelompok B
Reply
16.
Fitria Dwi /07730 said
March 26, 2009 @ 10:46 am
Percobaan kali ini bertujuan untuk menetapkan kadar karbohidrat total dengan menggunakan metode enzimatik. Prinsip dari metode ini adalah glukosa dalam plasma direaksikan dengan reagen GOD-PAP menghasilkan quinoamine yang dapat dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 500 nm. Metode ini tergolong spesifik karena reagen akan bereaksi dengan glukosa saja, sehingga zat gula lain seperti fruktosa tidak terukur.
asam glukoronat + H202Reaksi yang terjadi = glukosa + O2 + H20
ion semiquinone2H202 + fenol + 4-aminoantypirin
Dalam larutan ini semiquinone berwarna merah sehingga dapat diukur absorbansinya dengan spektrofotometer.
Kadar glukosa darah orang normal adala 80-120 mg/100ml.
Dari data percobaan diperoleh kadar karbohidrat:
Kel A = 90,435 mg/100 ml
Kel B = 79,420 mg/100 ml
Kel C = 95,362 mg/100 ml
Kel D = 75,652 mg/100 ml
Kel E = 85,217 mg/100 ml
Kel F = 86,957 mg/100 ml
Dengan rata-rata kadar 85,507 mg/ml
Dari data tersebut dapat dimungkinkan bahwa probandus tidak mengalami hipoglikemia, hiperglikemia, atapun diabetes mellitus.
Penetapan kadar karbohidrat dalam analisis klinik bertujuan untuk mediagnosa penyakit diabetes mellitus, mengetahui penderita hiperglikemia atau hipodlikemia.
Reply
17.
Fatma Swastika (FA/07737) said
March 26, 2009 @ 12:01 pm
Dalam praktikum ini dilakukan penetapan kadar karbohidrat total dalam sample plasma. Dengan melakukan penetapan kadar karbohidrat maka dapat diketahui juga kadar gula dalam darah, sehingga dapat dijadikan tolok ukur untuk menentukan apakah orang yang diperiksa itu menderita hipoglikemia atau hiperglikemia. Selain itu juga untuk mengetahui apakah seseorang menderita Diabetes Melitus atau tidak. Metode yang digunakan dalam percobaan ini yaitu metode enzimatik. Sebenarnya selain metode ini juga ada metode lain yaitu metode Anilin. Dibandingkan metode Anilin metode enzimatik lebih cepat dan hanya dibutuhkan 1 reagen. Selain itu metode enzimatik tidak perlu melakukan denaturasi protein karena enzim yang diguhnakan lebih spesifik hanya bereaksi dengan glukosa saja. Pertama-tama diambil 10μl plasma dimasukkan ke tabung reaksi lalu ditambahkan enzim GOD sebanyak 1000 μl. Untuk mempercepat reaksi campuran tersebut dimasukkan ke dalam waterbath selama 10 menit. Enzim GOD akan mengoksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan H2O2. H2O2 kemudian akan bereaksi dengan peroksidase dan O-dianisidin membentuk senyawa berwarna, sehingga dapat diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV pada λmaks 500nm. Kadar glukosa dalam g/100ml diukur dengan rumus : A sampel/A baku x konsentrasi baku(g/100ml). Rata-rata kadar glukosa yang diperoleh yaitu 85,507g/100ml. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar gula probandus masih normal karena menurut referensi kadar normal glukosa antara 80-120mg/100ml. Apabila kadar glukosa lebih dari 120mg/100ml maka orang tersebut mengalami hiperglikemia, jika kurang dari 80mg/100 ml berarti orang tersebut menderita hipoglikemia dan jika kadar glukosa melebihi 180mg/100ml maka orang tersebut dikatakan menderita diabetes melitus karena pada kadar tersebut ginjal tidak lagi mampu mengabsorbsi gula dari filtrat darah, sehingga gula tumpah melalui urin-kadang mencapai 100 gr per hari.
(http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0302/20/iptek/138376.htm)
Selain itu dalam praktikum ini juga dilakukan pengukuran aktivitas ALAT (Alanin Aminotransferase) atau GPT (Glutamic Pyruvic Transaninase). GPT merupakan enzim yang dibuat di sel hepar. Jadi dengan melakukan uji aktivitas GPT dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk menunjukkan apakah terdapat kelainan di hepar atau tidak. Kelainan di hepar dapat disebabkan oleh virus, mikroorganisme atau efek samping obat tertentu yang penggunaannya tidak sesuai dosis yang telah ditentukan. Uji GPT dilakukan dengan menggunakan sampel plasma. Plasma sebanyak 100 μl dimasukkan tabung reaksi kemudian ditambahkan 1000 μl reagen I (Tris pH 9,15, L alanin dan LDH), selanjutnya dimasukkan ke waterbath suhu 37 derajat C selama 5 menit, Selanjutnya ditambah reagen II (2-oksoglutarate dan piridoxal-5-phosphat) sebanyak 250μl, dicampur kemudian dibaca absorbansinya dengan λmaks 340nm pada menit 1,2, dan 3. Dari hasil absorbansi digunakan untuk menghitung aktivitas ALAT (U/I) = ∆Abs/menit dikali faktor kaliberasi (2143). Dari percobaan diperoleh nilai rata-rata aktivitas ALAT=18,394 U/I. Menurut referensi nilai aktivitas ALAT :
Wanita < 34 U/I ; Laki-laki < 45 U/I ; Anak-anak < 25 U/I. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa aktivitas ALAT probandus normal karena < 45 U/I. Hal ini berarti probandus tidak mengalami kelainan pada organ hatinya.
Reply
18.
Freeda/Fa7738 said
April 23, 2009 @ 9:55 am
Pada praktikum analisis klinik ini, dilakukan penetapan kadar karbohidrat total dengan tujuan agar mahasiswa mampu menetapkan kadar karbohidrat total dengan menggunakan metode enzimatik dan menentukan GPT. Prinsip pada penetapan kadar karbohidrat total yaitu glukosa dioksidasi menjadi asam glukonat dan H2O2 dengan enzim GOD-PAP. Kemudian, H2O2 direaksikan dengan peroksidase dan O-dianisidin menghasilkan senyawa berwarna. Preparasi sampel (plasma) dilakukan dengan mengambil darah ± 3 ml lalu disentrifuge (25 C, 1300 rpm, 10’) kemudian diambil beningannya atau supernatannya. Hasil yang didapat adalah kadar rata-rata karbohidrat 85,507;SD 7,180;CV 8,397 dan pada Aktifitas Alat yang didapatkan kelompok A 6,429 U/I;B,C,D,E 23,573 U/I;F 9,6435 U/I. Dari data yang didapat metode yang digunakan tidak akurat karena CV yang didapatkan >5% dan seharusnya <5%. Dengan adanya reagen GOD-PAP maka aan terjadi reaksi Glukosa + 02 + H20 dengan bantuan GOD menjadi asam glukoronat + H2O2. Kemudian 2H2O2 + fenol + 4-aminoantipiryn menjadi ion semiquinone. Dalam larutan ini maka akan menghasilkan warna merah sehingga dapat diukur pada absorbansi λ=500nm. Reagen GOD terdiri dari buffer phosphate pH 7,5, phenol, 4-aminoantipyrin, glukosa oksidase, peroksidase.
Penetapan kadar karbohidrat total dalam analisis klinik bermanfaat untuk :
- Untuk mengetahui kelainan metabolisme karbohidrat
- Untuk menilai fungsi hormone yang mengatur metabolisme karbohidrat
- Diagnosa Diabetes Mellitus, Hipoglikemia, dan Hiperglikemia
- Mngetahui kadar gula dalam darah.
GOD memang spesifik untuk glukosa, tetapi penambahan POD (peroksidase) tidak spesifik (bila analisis gula) karena ada gangguan dari :
Asam urat – Hidroquinon
Asam askorbat – Asam homogentisat
Adrenalin – Bilirubin glukoronida
Senyawa-senyawa tersebut juga bereaksi dengan peroksidase sehingga bisa dikatakan metode ini semi spesifik apabila terganggu oleh senyawa-senyawa di atas. Jika bebas dari senyawa-senyawa di atas dapat dibilang spesifik.
Pada penentuan ALAT (Alanine Aminotransferase) atau GPT (Glutamic Pyruvic Transaminase) yaitu metode dioptimasi oleh test-UV berdasarkan IFCC ( International Federation of Clinical Chemistry and Laboratory Medicine)
Prinsip :
L-Alanine + 2-Oxoglutarate □(↔┴ALAT ) L-Glutamate + Pyruvate
Pyruvate + NADH + H+ □(↔┴LDH ) D-Laktate + NAD+
Penambahan pyridoxal-5-phosphate (p-5-p) menstabilkan transaminase dan menghindari adanya senyawa pengganggu yang diberikan oleh sampel pasien dengan infark miokardium, penyakit liver dan pasien rawat intensif (penyakit hati).
Pyridoxal-5-phosphate FS
Good’s buffer pH 9,6 0,7 mmol/I
Pyridoxal-5-phosphate 0,09 mmol/I
GPT adalah suatu enzim di hati yang sangat spesifik, dengan adanya enzim ini maka dapat diketahui ada tidaknya penyakit hepatobillary di hati.
Sampel yang digunakan adalah plasma dan sebagai blanko adalah aquadest. Diambil sampel plasma sebanyak 100 μl dan blanko sebanyak 100 μl masukkan dalam tabung reaksi. Kemudian tambahkan reagen1 sebanyak 1000 μl, campur dan inkubasi dalam waterbath selama 5 menit. Reagen 1 berisi :
Tris pH 7,15 100 mmol/I
L-Alanine 500 mmol/I
LDH (Lactate Dehydrogenase) ≥1700 U/I
Kemudian ditambah reagen 2 sebanyak 250 μl. Reagen 2 berisi :
2-Oxoglutarate 15 mmol/I
NADH 0,18 mmol/I
Setelah itu, campur dan baca absorbansi pada menit ke-1,2 dan 3 pada λ 340 nm.
Aktivitas ALAT (U/I) = (∆ Absorbansi)/menit X factor (2143)
Aktivitas ALAT (U/I) = (∆ Absorbansi menit 1- ∆ Absorbansi menit 3 )/(3-1) X factor (2143)
Aktivitas ALAT (U/I) yang didapat sebesar Kel A : 6,429 U/I, Kel B : 23,573 U/I, Kel C : 23,573 U/I, Kel D : 23,573 U/I, Kel E : 23,573 U/I, Kel F : 9,6435 U/I
Dan didapat juga aktivitas rata-rata menjadi 18,394 U/I. Nilai normal untuk probandus laki-laki adalah <45 U/I, berarti probandus tidak mengalami gejala penyakit hati.
Reply
RSS feed for comments on this post • TrackBack URI
Leave a Comment

Name (required)
E-mail (required)
URI



Notify me of follow-up comments via email.
Notify me of new posts via email.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar